Tuhan menciptakan manusia dengan keberaneka ragaman rupa dan laku. Tapi hal tersebut bukanlah suatu penghalang untuk saling memahami, melainkan pembelajaran untuk memahami dunia dari perspektif lain.
Semalam, setelah 1 tahun lebih kukira aku telah mengenal pasanganku secara mendalam, ternyata belum. Banyak perbedaan yang sebenarnya mencolok, namun aku tak menyadarinya.
Pasanganku, akhir-akhir ini gemar sekali membuat podcast, namun baru ini diperdengarkannya kepadaku. ulasannya cukup menarik, dan tanpa sadar aku cukup terhanyut dengan tema yang ia bawakan.
Dari situ, aku menyadari bahwa ternyata kami individu yang sebenarnya bertolak belakang. Ia gemar bercerita dengan kata-kata, sedangkan aku gemar bercerita dengan tulisan. Ketika bertemu dengan orang, ia jauh lebih pandai mengolah kata, sedangkan aku amat canggung ketika harus menemui orang baru. Ia orang yang teratur dan sistematis, sedangkan aku cenderung let it flow. Dia jauh lebih ekspresif dalam mengungkapkan perasaanya, sedangkan aku hanya pada saat tertentu cukup ekspresif dalam mengungkapkan rasa.
Dulu, perbedaan adalah hal yang tabu. Bagiku, perbedaan adalah awal mula dari sebuah masalah dalam hubungan. Yang aku pikir, jika berbeda harus mengikuti salah satu agar sejalan. Nyatanya cara itu, tetap membuat hubungan-hubunganku terdahulu bubar jalan. Dengan dia, aku menemukan perspektif baru dengan arti perbedaan ; bahwa perbedaan itu bukan untuk di rubah, namun untuk di hargai dan dimengerti, karena pada dasarnya, manusia tidak akan pernah berubah kecuali atas kehendak sendiri.
Suatu saat aku pernah curhat dengan salah satu temanku. "Bayangin aja aku sama dia beda banget...secara logika bisa nggak sih ini worth it buat dijalanin ? apa yang menjamin kita masih bisa berjalan beriringan dengan segala perbedaan ini ?"
"Yang bisa membuatmu berjalan beriringan adalah doamu dan rasa saling menghargai...Sebuah hubungan tidak akan bisa berjalan tanpa adanya rasa saling menghargai".
Dari situ, aku memahami pentingnya saling menghargai. Karena ternyata, rasa sayang saja tidak cukup. Karena ketika 1000 alasanmu mencintai dia telah hilang, maka yang tersisa adalah kehampaan.
Terima kasih, telah banyak membawa perubahan dalam hidupku, meskipun kita cukup bertolak belakang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar